Sabtu, 22 Desember 2007

Fiisafat

Harmonisasi Agama dan Filsafat

Oleh Dani Kurniawan

Selama ini ada semacam dikotomi mengenai filsafat dan agama. Hampir sebagian besar manusia menganggap bahwa agama dan filsafat tidak ada hubunganya. Sehingga kedua wilayah tersebut tidak mungkin bisa untuk diintegrasikan. Karena orang awam mempunyai persepsi berbeda menganggap kalau mempelajari filsafat itu dengan akal sedang mempelahari agama hanya dengan wahyu.

Fenomena ganjal ini sudah berlangsung selama ratusan yang lalu, biasanya ketika agama berubah menjadi kekuasaan maka mereka pelaku agama (rohaniawan )dengan berbagai dalih akan memusnahkan filsafat. Dengan berbagai alasan salah satunya filsafat hanya akan membawa orang untuk mentuhankan akal. Hal ini pernah terjadi pada kebangkitan eropa (Renaisance).

Namun demikian ulah dari para pemuka agama tersebut tidak mengendorkan semangat untuk mempertahankan keberadaan filsafat. Mereka cukup bijak ketika melihat kondisi seperti itu, tidak lantas marah-marah atau berperang. Jalan yang diambil ialah terus membuat karya-karya terbaru. Lewat karya filsafatlah mereka akan mempertahankan filsafat.

Bentuk protes dari para pemuka agama kepada filsuf juga tidak boleh dianggap keliru. Karena ada beberapa kalangan tokoh yang filsafat yang menolak agama itu sendiri. Misalnya Rene Descartes sebagai orang cukup mengagungkan rasio dia sama sekali tida mau menerima kaitanya dengan agam, prinsip-prinsip etika dan tradisi social. Baginya rasionalah yang menentukan corak hidup kemanusiaan.

Mungkin hal ini yang membuat gerah kalangan agamawan ketika mendengar ulasan beberapa filsuf. Agama cenderung di nomor duakan atau bahkan justeru tidak berguna bagi kehidupan. Secara otomatis para rohaniawaan tentu sangat marah mendengar pernyataan itu. Mereka menganggap kalau agama itu nomor satu sebab berasal dari tuhan. Sementara filsafat yang mekanisme menggunakan akal dan buatan manusia malah menjadi nomor satu.

Hal ini menjadi tumpang tindih mana yang baik dan benar, kemudian dari kalangan agamawan menarik kesimpulan kalau filsafat itu sesuatu yang menyesatkan makanya mereka habis-habisan menolaknya. Namun sesungguhnya pernyataan sebagian filsuf tersebut tidak mayoritas. Apabila kita mengkaji dunia filsafat sungguh luas sekali dan kalangan filsuf sendiri terjadi perbedaan, aliran.

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai posisi yang tertinggi. Predikat ini dapat milikinya karena ada beberapa elemen manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. Elemen itu adalah akal yang diorientasikan untuk melakukan proses berfikir. Dari sinilah kita mampu melihat mana yang, baik, buruk, bisa mengolah alam semesta ini yang tugas salah satunya sebagai khalifah Filardzi. Namun dengan akal juga kita mampu menyesatkan orang lain atau bahkan bisa menhancurkan jagat raya ini misalnya dengan nuklir.

Proses berfikir merupakan hal primer dalam dunia filsafat kita dipacu untuk selalu aktif dalam berfikir. Sehingga berangkat dari sini mungkinkah agama dan filsafat dapat diharmoniskan. Bagi kita tentu kedua hal tersebit bisa dijalin interaksinya karena agama dan akal (rasionalitas) berasal dari sumber yang sama yaitu Tuhan.

Oleh sebab itu keberadaan filsafat itu tidak usah terlalu dikhawatirkan boleh agama didukung dengan filsafat justeru menjadikan pelaku agama lebih matang dan dewasa dalam bertindak.

Etika

Memilih Lingkungan Yang Baik

Dani Kurniawan

Dalam pandangan aliran psikologi yaitu Behaviorisme menyebutkan manusia adalah : sebagai makhluk hidup yang di gerakan oleh lingkungan dimana ia tinggal . Secara sederhana ternyata tindakan, perilaku, sifat dan pemikiran manusia sangat di pengaruhi oleh lingkungannya. Walaupun pengaruh itu besar atau kecil itu tergantung manusia sendiri.

Karena begitu besarnya pengaruh lingkungan terhadap diri manusia maka setiap manusia harus berhati-hati dalam memilihi lingkungan. Secara umum lingkungan itu di bagi dua yaitu lingkungan yang baik (biah khasanah) dan lingkungan yang buruk (biah dholalah). Hal ini pun mempunyai korelasi dengan salah satu hadist Nabi Muhammad SAW yaitu :”Apabila kamu mempunyai sahabat pandai besi maka kamu akan terkena angusnya (baca :kotoran hitam dari asap pembakaran) sedangkan apabila kamu memepunyai sahabat pedagang parfum maka dirimu akan terkena bau harumanya “(Al-hadist).

Adapun contohnya adalah : kita berada di lingkungan komunitas yang tidak sholat kemudian terdengar suara azan dan kita akan segera melakukan sholat, tentu rasanya berat sekali untuk menjalankan sholat karena orang-orang di sekitar kita belum mengerjakan sholat. Begitu pula sebaliknya apabila kita dilingkungan orang yang rajin menajalankan sholat. Selanjutnya terdengar suara azan maka rasanya ringan sekali untuk menunaikan sholat. Walaupun diri kita agak malas maka akhirnya tidak malas karena mendapat nasehat.

Padahal di dalam hidup ini kita oleh Allah untuk selalu taat terhadap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sesuai dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an yaitu:

52. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan[1046].(QS Annur 52)

1046] yang dimaksud dengan takut kepada Allah ialah takut kepada Allah disebabkan dosa-dosa yang Telah dikerjakannya, dan yang dimaksud dengan takwa ialah memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi.

Untuk menjadi hamba yang taat atau solih maka harus di dukung oleh perangkat yang memadai.. Misalnya : semangat, ilmu, guru, perbuatan dan lingkungan dan ke lima unsur harus berjalan secara bersama-sama tidak boleh hanya sepotong-potong karena nanti kurang sempurna. Untuk menjadi hamba yang solih maka kita harus bergaul dengan orang yang solih. Seperti dalam penggalan lagu yang tidak asing bagi terlinga kita yaitu Tombo Ati (Obat hati) yang berbunyi :” Wong kang solih kumpulano”

Lagu ini memberi pesan kepada kita, apabila ingin menjadi orang baik maka harus hidup di lingkungan baik( kompleks masjid). Dan sangat mustahil apabila kita ingin menjadi orang baik namun hidup kita sehari-hari berada di lingkungan maksiat (judi, narkoba, zina. Untuk itulah salah satu bentuk menjaga diri kita agar terhindar dari perbuatan maksiat maka harus membiasakan diri berada di lingkungan yang baik (masjid, pesantren, ustadz dll.)

Jumat, 21 Desember 2007

Politik



Tulisan Menyambut Tabliq Akbar PMB di JEC Ahad (16/12)
Menakar Kekuatan Suara PMB
di Kota Jogjakarta
Akhir-akhir ini suasana kota Jogjakarta cukup berbeda dengan kondisi sebelumnya, khususnya di bagian selatan. Kenapa berbeda ? Sebab di sisi kiri-kanan jalan banyak dipasangi bendera salah satu partai poitik baru. Anda bisa melihat jelas mulai jalan KH. Ahmad Dahlan terus ke timur hingga perempatan Gedong Kuning. Bendera berwarna merah putih berlambangkan matahari adalah bendera Partai Matahari Bangsa.
Lambang PMB kepanjangan dari Partai Matahari Bangsa, hampir mirip dengan lambang organiasi Islam Muhammadiyah. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Apakah hanya kebetulan atau ada hubungannya.Sebagian besar sepakat, bahwa antara PMB dan Muhammadiyah mempunyai hubungan emosional. Sebab lahirnya PMB dipelpori para tokoh muda Muhammadiyah. Semisal ketua DPP PMB yaitu Imam Adarutqudni, beliau mantan ketua PP Pemuda Muhammadiayah.
Sinyal ini semakin kuat pula, besuk ahad (16/12) diselenggarakan Tabliq Akbar Partai Matahari Bangsa dengan pembicara Prof. Dr Syafi Ma’arif dan Muhammad Muqadas, Lc. Beliau adalah pembesar Muhammadiyah. Ada banyak alasan kenapa Partai Matahari Bangsa.didirikan Salah satunya, aspirasi politik warga Muhammadiyah selama ini belum tersalurkan. Bagaimana dengan Partai Amanat Nasional?
Partai yang katanya, secara kultural menjadi aspirasi politik warga Muhammadiyah. Ke depan antara PMB dan PAN tampaknya menjadi rival politik dalam satu rumah. Sebab kedua partai sama-sama ingin menggaet hati warga Muhammadiyah, sebagai basis massanya. Jumlah warga Muhammadiyah cukup besar, apalagi di kota Jogjakarta sebagai ibu kotanya Muhammadiyah.
Indikasi ini dapat kita lihat dalam pemilihan kepala daerah kemarin. Heri Zudiyanto terpilih kembali menjadi walokota, beliau notabenya warga Muhammadiyah. Nah, kemudian timbul pertanyaan, seberapa besar perolehan suara PMB dalam pemilu 2009 mendatang di kota Jogjakarta?. Saat ini mungkin masih terlalu dini untuk menyebutkan jumlah angkanya..
Tetapi, apabila Partai Matahari Bangsa hanya mengandalkan suara dari warga Muhammadiyah. Maka akan sulit untuk memperoleh jumlah suara yang signifikan. Loginya seperti orang memancing di kolam ikan, di mana kolam tersebut sudah dipancingi dahulu oleh orang lain. Artinya PMB hanya akan mendapatkan sisa-sisa suara yang belum terpancing.
Agar memperoleh dukungan yang mencerahkan, tampaknya PMB harus bekerja ekstra keras. Memasukan para aktifis Muhammadiyah ke dalam struktural partai. Tidak akan mampu mendongkrak jumlah perolehan suara. Mereka harus cerdas bermain citra. Artinya bagaimana bisa memberikan sisi lain positif dari PMB, dan melengkapi pelayanan yang belum ada dari partai sebelumnya.
Kepiawaian dalam melakukan komunikasi politik secara kultural kepada warga Muhammadiyah harus menjadi prioritas. Ada hal yang lebih penting dari itu yakni bagaimana kemampuan PMB menyalurkan aspirasi politik Muhammadiyah. Demi kemajuan bangsa ini, sehingga tidak akan mengecewakan orang yang memilih partai ini.
Selanjutnya, tidak ada salahnya pula PMB mencoba menggaet massa di luar Muhammadiyah seperti kaum marginal (buruh, petani, fakir miskin), birokrat dll. Sehingga menjadikan PMB sebuah partai yang inklusif (untuk siapa saja), bukannya ekslusif. Sebab perkiraan dalam pemilu 2009, partai yang akan memperoleh kemenangan adalah partai yang terbuka. Sementara itu, partai-partai ekslusif (berlabel agama) akan mengalami penurunan suara.
Kemudian, bagi aktifis PMB dan PAN sebaiknyalah bersikap wara (berhati-hati) dalam mancari dukungan di Muhammadiyah. Hindarilah melakukan black campaint (kampanye negatif) antar partai satu dengan yang lain. Lakukanlah secara fair dan sehat. Janganlah beda partai, justeru merusak nilai ukhuwah di kalangan Muhammadiyah. Mari jadikan kedua kekuatan partai tersebut, sebagai roda politik Muhammadiyah dalam membangun dan mencerahkan Indonesia. Selamat Berjuang!
Dani Kurniawan
Mahasiswa KPI
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
dan Pemerhati Politik Muhammadiyah

Pemanasan Global


Memusuhi Lingkungan Alam menuai Bencana

Kiamat Telah Dekat, judul sinetron religi tersebut mungkin akan segera menjadi kenyataan. Sebab bumi sebagai tempat kita tinggal selalu dirundung bencana, seperti : banjir, tanah longsor, gempa bumi, angin topan, kekeringan. Akibat bencana itu meluluh lantahkan kehidupan masyarakat. Banyak rumah hancur, listrik mati, jembatan putus, jalan rusak, harta benda hilang, jatuh korban jiwa.
Sumber dari segala bencana di atas adalah pemanasan global atau global warming. Kini pemanasan global sudah menjadi permasalahan internasional, sehingga untuk mengatasinya membutuhkan kerjasama masyarakat dunia. Bentuk perhatian terhadap persoalan global warming, belum lama ini diselenggarakan konferensi perubahan iklim atau UNCCC (United Nation Climate Change Conference) dari tanggal 4 sampai 13 Desember di Bali.
Sayangnya konferensi itu belum mampu membuahkan hasil yang maksimal, untuk penanggulangan pemanasn global. Perjanjian pengurangan gas emisi sempat berjalan buntu karena Amerika Serikat tidak mau menandatangai kesepakatan itu. Negri Paman Sam tidak setuju dengan pengurangan gas emisi dari dua puluh persen hingga dua puluh lima persen. Terhitung mulai tahun 2015 sampai 20.50
Walaupun akhirnya Amerika Serikat menyetujui perjanjian itu. Namun pasal yang mengatur pengurangan gas emisi dari dua puluh persen hingga dua puluh lima persen harus dihilangkan. Karena Amerika Serikat adalah negara penyumbang gas emisi terbesar. Gas Emisi ialah gas penyebab terjadinya pemanasan global yang terdiri dari karbondioksida, mentana.
Gas berbahaya tersebut diproduksi dari proses industrialisasi (asap pabrik, kendaraan) terus melaju tanpa memperhatikan lingkungan hidup. Sementara penyaring karbondioksida yaitu hutan semakin habis, diganti dengan gedung pencakar langit pabrik, mall, perkantoran. Apabila laju karbondioksida, mentana sering disebut gas rumah kaca sulit dikendalikan, maka akan menutup ruangan di bumi. Sehingga panas matahari yang masuk ke bumi menjadi tertahan gas rumah kaca. Wajarlah apabila suhu di bumi terus meningkat itulah yang disebut dengan pemanasan global.
Ketika suhu panas di bumi terus meningkat maka akan mempengaruhi kondisi lingkungan alam. Dampak yang mengerikan adalah mencairnya es kutub selatan dan utara, sehingga menimbulkan naiknya air laut. Para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21. Karena tingginya air laut menyebabkan daratan tenggelam. Maka punahlah kehidupan makluk hidup
Agar tidak mengalami kejadian yang mengerikan, seperti dalam film The Day of Tomorrow. Sebaiknyalah kita belajar mencintai alam, bukannya memusuhinya. Sebab kita jualah yang akan menerima badai bencana
Dani Kurniawan

Mari Menjalin Persahabatan

Ass, gimana kabar teman-teman, kenalin namaku daNy sedang kul di UIN SUKA, orangnya ramah, cakep, senang cuap-cuap dan nulis. Bagi teman-teman silahkan bersahabat denganku pasti banyak manfaatnya, dan Insyaallah barakah. Ok