Jumat, 21 Desember 2007

Politik



Tulisan Menyambut Tabliq Akbar PMB di JEC Ahad (16/12)
Menakar Kekuatan Suara PMB
di Kota Jogjakarta
Akhir-akhir ini suasana kota Jogjakarta cukup berbeda dengan kondisi sebelumnya, khususnya di bagian selatan. Kenapa berbeda ? Sebab di sisi kiri-kanan jalan banyak dipasangi bendera salah satu partai poitik baru. Anda bisa melihat jelas mulai jalan KH. Ahmad Dahlan terus ke timur hingga perempatan Gedong Kuning. Bendera berwarna merah putih berlambangkan matahari adalah bendera Partai Matahari Bangsa.
Lambang PMB kepanjangan dari Partai Matahari Bangsa, hampir mirip dengan lambang organiasi Islam Muhammadiyah. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Apakah hanya kebetulan atau ada hubungannya.Sebagian besar sepakat, bahwa antara PMB dan Muhammadiyah mempunyai hubungan emosional. Sebab lahirnya PMB dipelpori para tokoh muda Muhammadiyah. Semisal ketua DPP PMB yaitu Imam Adarutqudni, beliau mantan ketua PP Pemuda Muhammadiayah.
Sinyal ini semakin kuat pula, besuk ahad (16/12) diselenggarakan Tabliq Akbar Partai Matahari Bangsa dengan pembicara Prof. Dr Syafi Ma’arif dan Muhammad Muqadas, Lc. Beliau adalah pembesar Muhammadiyah. Ada banyak alasan kenapa Partai Matahari Bangsa.didirikan Salah satunya, aspirasi politik warga Muhammadiyah selama ini belum tersalurkan. Bagaimana dengan Partai Amanat Nasional?
Partai yang katanya, secara kultural menjadi aspirasi politik warga Muhammadiyah. Ke depan antara PMB dan PAN tampaknya menjadi rival politik dalam satu rumah. Sebab kedua partai sama-sama ingin menggaet hati warga Muhammadiyah, sebagai basis massanya. Jumlah warga Muhammadiyah cukup besar, apalagi di kota Jogjakarta sebagai ibu kotanya Muhammadiyah.
Indikasi ini dapat kita lihat dalam pemilihan kepala daerah kemarin. Heri Zudiyanto terpilih kembali menjadi walokota, beliau notabenya warga Muhammadiyah. Nah, kemudian timbul pertanyaan, seberapa besar perolehan suara PMB dalam pemilu 2009 mendatang di kota Jogjakarta?. Saat ini mungkin masih terlalu dini untuk menyebutkan jumlah angkanya..
Tetapi, apabila Partai Matahari Bangsa hanya mengandalkan suara dari warga Muhammadiyah. Maka akan sulit untuk memperoleh jumlah suara yang signifikan. Loginya seperti orang memancing di kolam ikan, di mana kolam tersebut sudah dipancingi dahulu oleh orang lain. Artinya PMB hanya akan mendapatkan sisa-sisa suara yang belum terpancing.
Agar memperoleh dukungan yang mencerahkan, tampaknya PMB harus bekerja ekstra keras. Memasukan para aktifis Muhammadiyah ke dalam struktural partai. Tidak akan mampu mendongkrak jumlah perolehan suara. Mereka harus cerdas bermain citra. Artinya bagaimana bisa memberikan sisi lain positif dari PMB, dan melengkapi pelayanan yang belum ada dari partai sebelumnya.
Kepiawaian dalam melakukan komunikasi politik secara kultural kepada warga Muhammadiyah harus menjadi prioritas. Ada hal yang lebih penting dari itu yakni bagaimana kemampuan PMB menyalurkan aspirasi politik Muhammadiyah. Demi kemajuan bangsa ini, sehingga tidak akan mengecewakan orang yang memilih partai ini.
Selanjutnya, tidak ada salahnya pula PMB mencoba menggaet massa di luar Muhammadiyah seperti kaum marginal (buruh, petani, fakir miskin), birokrat dll. Sehingga menjadikan PMB sebuah partai yang inklusif (untuk siapa saja), bukannya ekslusif. Sebab perkiraan dalam pemilu 2009, partai yang akan memperoleh kemenangan adalah partai yang terbuka. Sementara itu, partai-partai ekslusif (berlabel agama) akan mengalami penurunan suara.
Kemudian, bagi aktifis PMB dan PAN sebaiknyalah bersikap wara (berhati-hati) dalam mancari dukungan di Muhammadiyah. Hindarilah melakukan black campaint (kampanye negatif) antar partai satu dengan yang lain. Lakukanlah secara fair dan sehat. Janganlah beda partai, justeru merusak nilai ukhuwah di kalangan Muhammadiyah. Mari jadikan kedua kekuatan partai tersebut, sebagai roda politik Muhammadiyah dalam membangun dan mencerahkan Indonesia. Selamat Berjuang!
Dani Kurniawan
Mahasiswa KPI
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
dan Pemerhati Politik Muhammadiyah

Tidak ada komentar: