Sabtu, 12 Januari 2008

Trik Masuk Media Cetak

AMM Mantrijeron Siuman! Kapankah?
Kang Deni


         Keberadaan AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah ) dalam mendukung dakwah Muhammadiyah sangat penting sekali. Sebab hanya orang mudalah yang mampu gigih, istiqomah dalam menghadapi segala rintangan dakwah. Oleh sebab itu, suatu wilayah Muhammadiyah (ranting, cabang, daerah) AMM tidak aktif, maka cahaya dakwah Muhammadiyah redup.
        Tentu sebagai warga Muhammadiyah kita tidak ingin mengalami hal yang demikian. Apalagi fungsi AMM sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna Muhammadiyah. AMM adalah forum gabungan dari beberapa organisasi otonom Muhammadiyah yakni IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiya), PM (Pemuda Muhammadiyah), NA (Nasyiatul Aisiyah), dan Tapak Suci.
Sayangnya kini Muhammadiyah mengalami krisis kader muda, sehingga kadang-kadang yang mewarnai dakwah Muhammadiyah adalah para bapak dan ibu MuhammadiyahAisiyah yang sudah tua-tua. Hal inipun berdampak kurang baik terhadap operasional dakwah. Roda dakwah Muhammadiyah seperti motor Honda tahun tujuh puluhan, yang tidak energik, berjalannya lambat, sering macet dll.
          Tidak seperti organisasi dakwah lainnya, yang penuh anak muda seperti Thunder, Ninja yang heroik, berjalan cepat, menerobos segala rintangan dakwah. Oleh sebab itu kepedulian, perhatian penuh terhadap kaum muda Muhammadiyah sangat penting. Jangan sampai anak muda yang sudah mempunyai perhatian kepada Muhammadiyah, justeru di sayangi, di pelihara oleh organisasi lain.
            Bagaimana dengan keberadaan AMM Mantrijeron khususnya Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisiyahnya. Dua ortom ini menjadi garda terdepan dalam dakwah di Mantrijeron. Namun rasanya beberapa tahun ini kiprahnya kurang semarak, mereka gerak kalau hanya PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) yakni Ramadhan, Idul Adha dll.
         Kemudian yang menjadi pertanyaan, kemana AMM Mantrijeron selain di PHBI ? Hanya hati nuranilah yang bisa menjawabnya. Kegiatan yang sifatnya rutin kini hampir tidak ada, khususnya Pemuda Muhammadiyahnya. Kalau NA mungkin ada tapi perlu ditingkatkan. Oleh sebab itulah sikap untuk bergerak, pengkaderan yang tersistematis, pembinaan intensif remaja masjid, dan perhatian dari Muhammadiyah, yang integral dan tersistematis sangat diperlukan.
        Kini bukan saatnya tidur,berdiam, cuek, tidak peduli dengan dakwah Muhamamdiyah. Sifat semacam itu jauh dari kepribadian KH. Ahmad Dahlan, beliau sosok ulama yang visioner (berpandangan jauh) gigih, kerja keras, intelaktual. Sebaiknyalah AMM Mantrijeron mewarisi keteladanan tersebut. Mari saatnya untuk bertindak dan bergerak.



Tidak ada komentar: